TUGAS
MAKALAH INFORMATIKA FARMASI
PENTINGNYA
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DI RUMAH SAKIT DAN APOTIK BAGI SEORANG
FARMASIS
Disusun
oleh :
Nama
: Leni Suciani Suryana
NIM : 10613025
Kelas : A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi
saat ini dapat dikatakan sangat pesat, hal ini terbukti jika dahulu masyarakat
mencari informasi hanya sebatas pada buku, media cetak, maupun secara lisan,
sekarang masyarakat lebih banyak mencari informasi melalui internet.
Perkembangan teknologi informasi ini menjadi bagian penting dalam menyelesaikan
semua pekerjaan, dan dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam bidang
kefarmasian, terutama penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. Seiring dengan
semakin pesatnya perkembangan terknologi infomasi khususnya komputer pada saat
ini, kita dihadapkan langsung pada suatu kondisi yang mengharuskan kita untuk
mengenal, mamahami dan menguasainya.
Rumah sakit merupakan salah satu
institusi yang bergerak dalam bidang kesehatan yang memberikan jasa
pelayanan medik, non medik, pelayanan perawatan, pencegahan penyakit serta
peningkatan mutu kesehatan masyarakat. Rumah sakit ini juga sebagai salah satu institusi
pelayanan umum yang keberadaannya membutuhkan suatu sistem informasi yang
akurat dan andal serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada
para pasien. Farmasis merupakan salah satu profesi yang berada dalam bidang
ilmu membuat obat dari bahan alam maupun sintetik yang cocok dan nyaman yang
nantinya akan didistribusikan dan sampai pada pengguna atau pasien untuk tujuan
pencegahan dan atau pengobatan penyakit pasien. Seorang farmasis yang
bekerja dirumah sakit atau apotik harus memiliki pengetahuan mengenai, aksi
farmakologi dari suatu obat, analisis dan standardisasi obat dan bahan obat,
cara distribusi, cara penyimpanan dan penggunaan obat yang tepat, aman dan
efektif, serta mengetahui dan menguasai secara teori tentang suatu penyakit. Organisasi
adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang disusun dalam kelompok yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apotek dapat dikatakan sebagai organisasi yang memiliki
kecenderungan orientasi pada laba, selalu membutuhkan sistem yang terkomputerisasi
dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi
yang dapat membantu dalam melakukan perencanaan strategi dan pengambilan suatu
keputusan secara efektif kepada pasien.
Ketiga hal diatas, rumah sakit,
farmasis, dan apotik memiliki hubungan yang saling berkaitan mengenai sistem
teknologi informasi. Sistem teknologi informasi merupakan suatu sistem yang
digunakan dengan tujuan mengakses data untuk menghasilkan informasi yang
tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat, dimana informasi
yang didapat tersebut akan dipublikasikan kepada masyarakat umum. Dahulu,
pengelolaan data psien di rumah sakit mungkin dilakukan secara manual tetapi
seiring dengan berjalannya waktu pengelolaan data di rumah sakit dapat
digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan bebasis komputer
dan perangkatnya, baik dari segi pendataan barang persediaan, pencatatan data
transaksi, proses pembuatan laporan dan proses yang lainnya yang berhubungan
dengan aktivitas pada apotek yang bersangkutan. Dengan adanya sebuah aplikasi
sistem informasi berbasis computer ini, maka sistem informasi Apotek maupun
rumah sakit akan dapat dikelola dengan lebih baik lagi. Keunggulan dari sistem
informasi computer ini adalah lebih cepat dan mudah untuk diakses, pengelolaan
data juga menjadi lebih akurat. Jika informasi yang dikelola kurang baik, maka
akan menyebabkan terancamnya keamanan dan keselamatan pasien. Selain itu juga
penggunaan obat yang kurang tepat dapat memberikan dampak yang buruk kepada
pasien. Sehingga penggunaan obat yang tepat oleh pasien merupakan salah satu
kunci keberhasilan pengobatan pasien. Banyaknya obat-obat yang terdapat di
rumah sakit maupun apotik yang harus didata, serta data pasien yang harus
dikelola agar nantinya bisa menjadi sebuah informasi, maka diperlukan suatu
sistem informasi untuk mempermudah pelayanan pasien. Adanya pelayanan yang
cepat, tepat dan informatif berarti meningkatkan mutu pelayanan pada pasien.
Hubungan sistem informasi ini
berkaitan dengan dunai kefarmasian, sehingga kita sering menyebutnya
Informatika Farmasi. Informatika farmasi merupakan ilmu yang
berfokus pada obat sebagai data dan ilmu pegetahuan serta berfokus pada
penerapan teknologi untuk apoteker dalam mendukung, meningkatkan alur kerja,
meningkatkan keselamatan pasien dengan praktik terbaik dan sistem yang baik juga.
Dalam hal ini, sistem informasi
diatas yang dianjurkan ada disetiap rumah sakit dan apotik diperkuat juga
dengan adanya UU Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat 1
yang berbunyi : “Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan peloparan
tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit”. Undang-undang tersebut sudah jelas bahwa sistem
informasi di setiap rumah sakit harus ada demi terjaminnya kualitas atau mutu
pelayanan pasien. Hal ini tidak menutup kemungkinan juga untuk apotik yang
dianjurkan untuk menggunakan sistem informasi karena bertugas menjamin kualitas
dan mutu pelayanan kepada pasien. Hal lain yang mendukung agar sistem informasi
ini berjalan dengan baik adalah farmasis harus memiliki kompeten di bidang
tekonologi informasi, khususnya dalam bidang informatika farmasi.
II.
ISI
Sebelum mejelaskan lebih lanjut
mengenai informatika farmasi, baiknya mengetahui dasar dari sistem, informasi,
dan sistem informatika farmasi. Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi
untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pada umumnya mempunyai beberapa
persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi
antar elemen, interaksi antara elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting
adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Informasi merupakan pengumpulan dan pemrosesan data yang telah dikonversi ke
dalam bentuk yang berarti dan bermanfaat untuk menyediakan pengetahuan kepada
masyarakat umum serta memiliki makna bagi penerimanya. Data itu sendiri adalah
bahan baku atau bahan mentah yang belum diolah untuk sistem informasi. Informasi harus memiliki isi yang akurat,
berkualitas, lengkap, ringkas, focus, ada saat diperlukan, ud to date, jelas,
detail, dan terukur.
Instalasi Rumah Sakit merupakan
suatu unit atau tempat penyelenggaraan semua kegiatan pelayanan kesehatan
termasuk kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah
sakit itu sendiri dan penyembuhan pasien. Tugas utama dari Instalasi Rumah
Sakit adalah melakukan sistem, seperti perencanaan, pengadaan barang,
penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada pasien, dan
pengendalian semua perbekalan kesehatan yang ada disekitar rumah sakit baik
pasien rawat inap, rawat jalan, dan semua unit yang terlibat didalamnya.
Ada beberapa kegiatan yang biasa
dilakukan ditempat pelayanan kesehatn baik rumah sakit maupun apotik yang
biasanya membuka praktik bidang kedokteran. Kegiatan tersebut seperti,
dilakukannya registrasi pasien untuk mencatat data pasien secara lengkap untuk
memudahkan pembuatan data statistik pasien. Registrasi ini biasanya dilakukan
seperti halnya pendaftaran pasien yang baru atau melanjutkan untuk melakukan
pengobatan. Data pasien yang dibuat secara manual ini biasanya dibedakan antara
pasien yang melakukan pengobatan dengan rawat jalan dan rawat inap. Selain
registrasi pasien juga, biasanya pada bagian manajemen apotik atau rumah sakit
mencatat semua hasil laboratorium pasien untuk memudahkan diagnosis pengobatan
pasien selanjutnya sehingga pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Pembayaran pengobatan baik rawat jalan maupun rawat inap juga merupakan
kegiatan yang terjadi di apoti atau rumah sakit. Selian hal itu, pengelolaan
informasi dan transaksi obat-obat serta pengadaan stok oba-obatan juga termasuk
kegiatan didalamnya.
Jika kegiatan yang terjadi ditempat
pelayanan kesehatan tersebut akan menjadi sangat lama jika dilakukan secara
manual. Sehingga dalam hal ini perlu sistem informasi manajemen farmasi. Sistem
Informasi Manajemen (SIM) adalah sekumpulan subsistem yang saling berhubungan,
membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara satu bagian
dengan lainnya menggunakan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan
data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing)
dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar pengambilan
keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya
baik pada saat itu juga maupun dimasa mendatang, mendukung kegiatan
operasional, manajerial, dan strategis organisasi dengan memanfaatkan berbagai
sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.
SIM ini bertujuan menyediakan informasi yang cepat. Adapun keuntungan dengan
adanya sistem informasi manajemen bagi seorang farmasis di rumah maupun apotik
adalah sebagai berikut:
1.
Dapat
mengoptimalkan keamanan penggunaan obat,
2.
Meningkatkan
efisiensi dari seorang apoteker dalam menyiapkan serta mengeluarkan obat,
3.
Melakukan
manajemen persediaan dan pengadaan atau pemasuka obat secara komputerisasi,
4.
Pengendalian
stok obat bisa dilakukan dengan lebih mudah karena posisi stock up to date-nya
bisa diketahui setiap saat,
5.
Menjaga
konsistensi data karena menggunaan data bersama baik data master (database
pasien, dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun data transaksi,
6. Memberikan kemudahan dalam pembuatan
laporan di semua unit, cepat dan akurat.
7.
Dapat
melakukan penagihan secara komputerisasi,
8.
Mencatat
semua produk, no registasi, no batch dari obat secara cepat tanpa harus
mencatat secara manual,
9.
Dapat
menerima dan mengeluarkan perintah resep dari dokter kepada apoteker,
10.
Dapat
melihat persediaan obat,
11.
Melakukan
tagihan resep, S
12.
Dapa
meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter, perawat, dan pasien serta profesi
medis lainnya,
13.
Mampu
meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat sehingga
meningkatkan keefektifan pengobatan pada pasien.
Manajemen perolehan dan penyimpanan
database pasien akan menunjang keberhasilan dari sistem informasi manajemen tempat
pelayanan kesehatan baik rumah sakit maupun apotik. Jika manajemen perolehan
dan penyimpanan data pasien kurang baik maka akan manajemen sistem informasinya
pun kurang baik. Oleh karena itu, pengelola manajemen rumah sakit maupun apotik
harus melakukan manajemen perolehan dan penyimpanan database pasien dengan baik
agar menghasilkan sistem informasi manajemen dengan baik juga.
III.
PENUTUP
DAN KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat
diperoleh adalah permasalahan
yang terjadi dalam proses pelayanan farmasi dapat diselesaikan dengan adanya
sistem informasi manajemen farmasi yang diharapkan mampu membantu setiap orang
yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat terutama
dalam bidang kefarmasian.
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Laudon C. Kenneth, Laudon P. Jane, 2008,
Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10,
Salemba Empat, Jakarta
2.
Siregar C. J. P., Amalia Lia, 2003, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan,
Kedokteran EGC, Jakarta
3.
Swansburg R. C., 1995, Pengembangan Staf Keperwatan: Suatu Komponen
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kedokteran EGC, Jakarta
4.
Davis
B., Gorgon, 1995, Kerangka Dasar SIM, Gramedia, Jakarta
5.
Sabarguna,
Boy S., 2005, Sistem Informasi Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sakit,
Yogyakarta
6.
Kusumadewi
Sri, 2009, Informatika Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar