Kamis, 06 Juni 2013

Makalah Informatika Farmasi

TUGAS MAKALAH INFORMATIKA FARMASI

PENTINGNYA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DI RUMAH SAKIT DAN APOTIK BAGI SEORANG FARMASIS



Disusun oleh :
Nama               : Leni Suciani Suryana
NIM                : 10613025
Kelas               : A


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013

I.                   PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi saat ini dapat dikatakan sangat pesat, hal ini terbukti jika dahulu masyarakat mencari informasi hanya sebatas pada buku, media cetak, maupun secara lisan, sekarang masyarakat lebih banyak mencari informasi melalui internet. Perkembangan teknologi informasi ini menjadi bagian penting dalam menyelesaikan semua pekerjaan, dan dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam bidang kefarmasian, terutama penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan terknologi infomasi khususnya komputer pada saat ini, kita dihadapkan langsung pada suatu kondisi yang mengharuskan kita untuk mengenal, mamahami dan menguasainya.
Rumah sakit merupakan salah satu  institusi yang bergerak dalam bidang kesehatan yang memberikan jasa pelayanan medik, non medik, pelayanan perawatan, pencegahan penyakit serta peningkatan mutu kesehatan masyarakat. Rumah sakit ini juga sebagai salah satu institusi pelayanan umum yang keberadaannya membutuhkan suatu sistem  informasi yang akurat dan andal serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien. Farmasis merupakan salah satu profesi yang berada dalam bidang ilmu membuat obat dari bahan alam maupun sintetik yang cocok dan nyaman yang nantinya akan didistribusikan dan sampai pada pengguna atau pasien untuk tujuan pencegahan dan atau pengobatan penyakit pasien. Seorang farmasis  yang bekerja dirumah sakit atau apotik harus memiliki pengetahuan mengenai, aksi farmakologi dari suatu obat, analisis dan standardisasi obat dan bahan obat, cara distribusi, cara penyimpanan dan penggunaan obat yang tepat, aman dan efektif, serta mengetahui dan menguasai secara teori tentang suatu penyakit. Organisasi adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang disusun dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apotek dapat dikatakan sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan orientasi pada laba, selalu membutuhkan sistem yang terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu dalam melakukan perencanaan strategi dan pengambilan suatu keputusan secara efektif kepada pasien.
Ketiga hal diatas, rumah sakit, farmasis, dan apotik memiliki hubungan yang saling berkaitan mengenai sistem teknologi informasi. Sistem teknologi informasi merupakan suatu sistem yang digunakan dengan tujuan mengakses data untuk menghasilkan informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat, dimana informasi yang didapat tersebut akan dipublikasikan kepada masyarakat umum. Dahulu, pengelolaan data psien di rumah sakit mungkin dilakukan secara manual tetapi seiring dengan berjalannya waktu pengelolaan data di rumah sakit dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan bebasis komputer dan perangkatnya, baik dari segi pendataan barang persediaan, pencatatan data transaksi, proses pembuatan laporan dan proses yang lainnya yang berhubungan dengan aktivitas pada apotek yang bersangkutan. Dengan adanya sebuah aplikasi sistem informasi berbasis computer ini, maka sistem informasi Apotek maupun rumah sakit akan dapat dikelola dengan lebih baik lagi. Keunggulan dari sistem informasi computer ini adalah lebih cepat dan mudah untuk diakses, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat. Jika informasi yang dikelola kurang baik, maka akan menyebabkan terancamnya keamanan dan keselamatan pasien. Selain itu juga penggunaan obat yang kurang tepat dapat memberikan dampak yang buruk kepada pasien. Sehingga penggunaan obat yang tepat oleh pasien merupakan salah satu kunci keberhasilan pengobatan pasien. Banyaknya obat-obat yang terdapat di rumah sakit maupun apotik yang harus didata, serta data pasien yang harus dikelola agar nantinya bisa menjadi sebuah informasi, maka diperlukan suatu sistem informasi untuk mempermudah pelayanan pasien. Adanya pelayanan yang cepat, tepat dan informatif berarti meningkatkan mutu pelayanan pada pasien.
Hubungan sistem informasi ini berkaitan dengan dunai kefarmasian, sehingga kita sering menyebutnya Informatika Farmasi. Informatika farmasi merupakan ilmu yang berfokus pada obat sebagai data dan ilmu pegetahuan serta berfokus pada penerapan teknologi untuk apoteker dalam mendukung, meningkatkan alur kerja, meningkatkan keselamatan pasien dengan praktik terbaik dan sistem yang baik juga.
Dalam hal ini, sistem informasi diatas yang dianjurkan ada disetiap rumah sakit dan apotik diperkuat juga dengan adanya UU Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat 1 yang berbunyi : “Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan peloparan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Undang-undang tersebut sudah jelas bahwa sistem informasi di setiap rumah sakit harus ada demi terjaminnya kualitas atau mutu pelayanan pasien. Hal ini tidak menutup kemungkinan juga untuk apotik yang dianjurkan untuk menggunakan sistem informasi karena bertugas menjamin kualitas dan mutu pelayanan kepada pasien. Hal lain yang mendukung agar sistem informasi ini berjalan dengan baik adalah farmasis harus memiliki kompeten di bidang tekonologi informasi, khususnya dalam bidang informatika farmasi.
II.                ISI
Sebelum mejelaskan lebih lanjut mengenai informatika farmasi, baiknya mengetahui dasar dari sistem, informasi, dan sistem informatika farmasi. Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pada umumnya mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Informasi merupakan pengumpulan dan pemrosesan data yang telah dikonversi ke dalam bentuk yang berarti dan bermanfaat untuk menyediakan pengetahuan kepada masyarakat umum serta memiliki makna bagi penerimanya. Data itu sendiri adalah bahan baku atau bahan mentah yang belum diolah untuk sistem informasi.  Informasi harus memiliki isi yang akurat, berkualitas, lengkap, ringkas, focus, ada saat diperlukan, ud to date, jelas, detail, dan terukur.

Instalasi Rumah Sakit merupakan suatu unit atau tempat penyelenggaraan semua kegiatan pelayanan kesehatan termasuk kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri dan penyembuhan pasien. Tugas utama dari Instalasi Rumah Sakit adalah melakukan sistem, seperti perencanaan, pengadaan barang, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada pasien, dan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang ada disekitar rumah sakit baik pasien rawat inap, rawat jalan, dan semua unit yang terlibat didalamnya.
Ada beberapa kegiatan yang biasa dilakukan ditempat pelayanan kesehatn baik rumah sakit maupun apotik yang biasanya membuka praktik bidang kedokteran. Kegiatan tersebut seperti, dilakukannya registrasi pasien untuk mencatat data pasien secara lengkap untuk memudahkan pembuatan data statistik pasien. Registrasi ini biasanya dilakukan seperti halnya pendaftaran pasien yang baru atau melanjutkan untuk melakukan pengobatan. Data pasien yang dibuat secara manual ini biasanya dibedakan antara pasien yang melakukan pengobatan dengan rawat jalan dan rawat inap. Selain registrasi pasien juga, biasanya pada bagian manajemen apotik atau rumah sakit mencatat semua hasil laboratorium pasien untuk memudahkan diagnosis pengobatan pasien selanjutnya sehingga pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai. Pembayaran pengobatan baik rawat jalan maupun rawat inap juga merupakan kegiatan yang terjadi di apoti atau rumah sakit. Selian hal itu, pengelolaan informasi dan transaksi obat-obat serta pengadaan stok oba-obatan juga termasuk kegiatan didalamnya.
Jika kegiatan yang terjadi ditempat pelayanan kesehatan tersebut akan menjadi sangat lama jika dilakukan secara manual. Sehingga dalam hal ini perlu sistem informasi manajemen farmasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara satu bagian dengan lainnya menggunakan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing) dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun dimasa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan. SIM ini bertujuan menyediakan informasi yang cepat. Adapun keuntungan dengan adanya sistem informasi manajemen bagi seorang farmasis di rumah maupun apotik adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengoptimalkan keamanan penggunaan obat,
2.      Meningkatkan efisiensi dari seorang apoteker dalam menyiapkan serta mengeluarkan obat,
3.      Melakukan manajemen persediaan dan pengadaan atau pemasuka obat secara komputerisasi,
4.      Pengendalian stok obat bisa dilakukan dengan lebih mudah karena posisi stock up to date-nya bisa diketahui setiap saat,
5.      Menjaga konsistensi data karena menggunaan data bersama baik data master (database pasien, dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun data transaksi,
6.      Memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit, cepat dan akurat.
7.      Dapat melakukan penagihan secara komputerisasi,
8.      Mencatat semua produk, no registasi, no batch dari obat secara cepat tanpa harus mencatat secara manual,
9.      Dapat menerima dan mengeluarkan perintah resep dari dokter kepada apoteker,
10.  Dapat melihat persediaan obat,
11.  Melakukan tagihan resep, S
12.  Dapa meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter, perawat, dan pasien serta profesi medis lainnya,
13.  Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat sehingga meningkatkan keefektifan pengobatan pada pasien.
Manajemen perolehan dan penyimpanan database pasien akan menunjang keberhasilan dari sistem informasi manajemen tempat pelayanan kesehatan baik rumah sakit maupun apotik. Jika manajemen perolehan dan penyimpanan data pasien kurang baik maka akan manajemen sistem informasinya pun kurang baik. Oleh karena itu, pengelola manajemen rumah sakit maupun apotik harus melakukan manajemen perolehan dan penyimpanan database pasien dengan baik agar menghasilkan sistem informasi manajemen dengan baik juga.

III.             PENUTUP DAN KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah permasalahan yang terjadi dalam proses pelayanan farmasi dapat diselesaikan dengan adanya sistem informasi manajemen farmasi yang diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat terutama dalam bidang kefarmasian.



IV.             DAFTAR PUSTAKA
1.      Laudon C. Kenneth, Laudon P. Jane, 2008, Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta
2.      Siregar C. J. P., Amalia Lia, 2003, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, Kedokteran EGC, Jakarta
3.      Swansburg R. C., 1995, Pengembangan Staf Keperwatan: Suatu Komponen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kedokteran EGC, Jakarta
4.      Davis B., Gorgon, 1995, Kerangka Dasar SIM, Gramedia, Jakarta
5.      Sabarguna, Boy S., 2005, Sistem Informasi Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sakit, Yogyakarta
6.      Kusumadewi Sri, 2009, Informatika Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta